Arsip koran Kedaulatan Rakyat edisi cetak September 2005, bertajuk Sore Ini Kirab Keliling Kota PSIM Juara Divisi I PSSI (Sumber: PSIM Jogja/Irza Triamanda).

PSIM Jogja berhasil mengukir sejarah manis dengan menjuarai Pegadaian Liga 2 2024/2025 dan promosi ke Liga 1 2025/2026. Torehan ini tentu membangkitkan memori indah 20 tahun silam, tepatnya pada 2005, ketika Laskar Mataram berhasil merengkuh tiket promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia 2006/2007.

Pada musim 2004/2005, di bawah arahan pelatih Sofyan Hadi dan manajer Ir. Nugroho Swasto Purnomo, PSIM Jogja tampil solid di babak enam besar Divisi I Liga Indonesia. Tergabung di Grup C bersama Persibo Bojonegoro dan Persiter Ternate, Laskar Mataram mampu menuai hasil maksimal enam poin dan menjadi juara grup.

Laga terakhir Grup C melawan Persibo di Stadion Jalak Harupat, Bandung, pada Kamis sore (1/9/2005) sangat dinanti suporter melalui siaran langsung RRI Jogja. Sehari sebelum laga krusial itu, Sofyan Hadi telah membeberkan taktik yang akan diterapkan kepada para wartawan. Formasi 3-4-4 disiapkan untuk menggempur pertahanan Persibo, ungkapnya, kemudian akan bertransformasi menjadi 3-5-3 ketika harus meredam serangan lawan.

Lebih lanjut, Sofyan Hadi mengharapkan para pemain PSIM dapat bermain lebih semangat dan percaya diri. “Dengan bermain normal, diharapkan permainan (kapten) Sumarjono dan kawan-kawan dapat lebih berkembang dan fight karena Persibo dipastikan akan bermain all out,” bebernya pada Rabu (31/8/2005), dikutip dari koran Bernas edisi cetak September 2005.

Strategi Sofyan Hadi terbukti jitu. Baru tiga menit laga berjalan, Samdey Garmojay membuka keunggulan Laskar Mataram. Tak berhenti di situ, pada menit ke-16, duet apik Samdey dan Azhari kembali merobek jala Persibo yang dijaga Nugroho Bramantiko.

Euforia semakin membuncah ketika Philips Torlue memperlebar jarak pada menit ke-33. Laskar Mataram sempat dikejutkan dengan gol balasan Persibo di menit ke-20 oleh Rony Irawan dan gol kedua menjelang bubar oleh Hendri Puji. Meski demikian, tidak ada tambahan gol di babak kedua. Hasil akhir 3-2 untuk kemenangan PSIM Jogja. 

Hasil ini memastikan PSIM Jogja menjadi juara Grup C dan berhak promosi ke Divisi Utama 2006/2007, menemani Persiwa Wamena yang menyandang juara Grup D. Kedua tim juara grup ini diagendakan bertemu di babak final Kompetisi Divisi I PSSI di Stadion Jalak Harupat pada Minggu (4/9/2005) pukul 17.00 WIB. 

Sofyan Hadi tetap menampilkan The Winning Team, meski target promosi sudah terpenuhi. Dalam catatan media, legenda PSIM Jogja yang telah menghembuskan nafasnya pada tahun 2020 lalu ini mengungkapkan perihal keinginan timnya untuk menjadi juara Divisi I 2025. “Sudah kepalang basah, meski target promosi sudah tercapai, tapi kita tetap ingin tampil full team untuk mengejar gelar juara. Kita ingin happy ending,” tuturnya pada Jumat malam (2/9/2005), dikutip dari koran Kedaulatan Rakyat edisi cetak September 2005.

Akhirnya, happy ending yang diinginkan terjadi. PSIM Jogja berhasil menjadi juara Divisi I Liga Indonesia tahun 2005 dengan kemenangan di laga final atas Persiwa Wamena dengan hasil akhir 2-1.

Keunggulan Laskar Mataram dibuka oleh Azhari pada menit ke-10. Tembakan keras di luar garis gawang tidak mampu ditepis penjaga gawang Persiwa Wamena, Timotius Mote. Pada menit ke-34, Persiwa mampu menyamakan kedudukan melalui tendangan Melky Pekey. Namun, PSIM Jogja mengunci kemenangan berkat gol dari tendangan penalti M. Erwin pada menit ke-50. Skor 2-1 bertahan sampai peluit panjang dibunyikan.

Dua dekade berselang, Laskar Mataram mampu kembali ke kompetisi teratas sepak bola Indonesia. Di bawah kepemimpinan Erwan Hendarwanto dan manajer Razzi Taruna, PSIM Jogja kembali menunjukkan mentalitas juara.

Meskipun skuad dan dinamika sepak bola telah banyak berubah, semangat untuk meraih yang terbaik dan mengharumkan nama Yogyakarta tetap menjadi DNA tim. Keberhasilan di tahun 2005 menjadi fondasi dan inspirasi bagi generasi penerus untuk kembali mengukir prestasi serupa, bahkan lebih.

Kini, di tahun 2025, PSIM Jogja kembali bersiap untuk panggung yang lebih tinggi. Tantangan di Liga 1 tentu akan jauh lebih berat. Namun, dengan modal sejarah yang gemilang dan dukungan penuh dari suporter setia, Brajamusti dan The Maident, PSIM Jogja diharapkan mampu bersaing dengan tim papan atas Liga Indonesia lainnya.

Share this :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *