Jogja telah menjadikan kenyamanan bagi Roberto Kwateh. Apalagi PSIM Jogja adalah klub pertama yang dibela pria kelahiran Liberia itu sejak menginjakkan kaki di Indonesia. Kendati telah singgah di berbagai daerah, Kota Pelajar adalah tempatnya kembali. Kira-kira bagaimana kisah pria kelahiran 11 Agustus 1984 itu setelah gantung sepatu? Kwateh kini akan menceritakannya, terutama yang berkaitan dengan Laskar Mataram.

  • Apa kabar coach? Kesibukannya apa nih?

Kesibukan saya melatih saja di Akademi JK di Bantul.

  • Bisa diceritakan gimana awal mula bermain di Indonesia, terutama di PSIM?

Awal saya bermain di Indonesia itu di Jogja pertama kali. Saya sebelumnya dari Jakarta lalu dikirim suatu agen ke PSIM, lalu saya seleksi, dan saya masuk (tim).

  • Sebelumnya membela PSIM berapa tahun?

Saya dari 2003 sampai 2004.

  • Kenapa dulu pilihnya PSIM?

Saat itu, bukan saya yang memilih, karena kami lewat agen dan agennya meminta saya ke sana (Jogja), dan rezeki pertama saya itu di PSIM Jogja.

  • Kira-kira ada gak kenangan tak terlupakan saat membela PSIM?

Yang saya enggak bisa lupa, mungkin salah satunya ketika saya mengalami insiden sebelum ke Bali mau melawan tim di Gianyar, saat itu saya ada tragedi ditusuk oleh oknum supporter tim lain karena ada salah paham.

  • Gimana itu ceritanya?

Kejadiannya setelah bermain melawan Persebaya dan menang. Selesai pertandingan, ada satu teman saya mengajak kami untuk jalan-jalan, kemudian ada kerusuhan dan aku korbannya, tapi teman-teman saya aman.

  • Pengalaman unik apa yang pernah dialami ketika membela PSIM Jogja?

Mungkin ketika saya tiba di PSIM Jogja, mungkin mereka lebih senior daripada aku, jadi kalau aku bermain, mereka seperti melihat saya sebagai anak kecil gitu.

  • Apakah masih ingat jumlah gol di PSIM Jogja?

Kalau enggak salah, saya menghasilkan 8 gol dari 16 pertandingan, itu kalau enggak salah.

  • Setelah lama pergi dari PSIM Jogja, apakah masih ada kedekatan dengan sejumlah mantan pemain Laskar Mataram?

Masih banyak, karena kami masih ada komunitas, kita masih bertemu, saya juga sering kontak-kontakan dengan mereka.

Share this :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *