Memasuki pekan ketiga latihan, pelatih PSIM Jogja Imran Nahumarury mulai menerapkan gaya latihan dengan menggunakan metode holistik (penggabungan) dengan mengkombinasikan secara menyeluruh sesi latihan baik fisik, taktik, teknik dan mental.
“Di pekan ketiga ini kita latihan sudah holistik, ada defending, attacking, transisi, semua kita buat. Dan di akhir tadi ada set piece, meskipun masih tahap proses artinya belum ada lawan. Ada set piece menyerang dan bertahan, besok tinggal finishing, dan minggu depan kita ulangi itu terus,” ujar Imran.
“Dalam sesi latihan tadi kita bagi dua tim, karena seperti awal saya bilang bahwa saya ingin semua pemain ready, mereka harus siap, dan itu harus kita buat di latihan. Makanya tadi saya coba mix pemain, misalkan dipertahanan ada Jody sama Sunni, Sunni sama Obet, Sunni sama Fauzan segala macam, begitu juga lini tengah,” jelasnya.
Pelatih asal Tulehu ini juga menambahkan, meskipun masing-masing anak asuhnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, akan tetapi jika dilihat secara keseluruhan para penggawa PSIM Jogja memiliki kemampuan individual yang baik.
“Jika dilihat secara individual pemain, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, tapi secara overall saya pikir apa yang kita inginkan, apa yang kita mau mereka juga mau dan bisa mengerti serta bisa mengaplikasikan di lapangan, meskipun setiap latihan tidak 100% sukses tapi setidaknya mereka sudah paham dan itu akan terus kita evaluasi dan coba terus saat latihan. Secara keseluruhan individual per pemain bagus, dadi mulai fisik mereka, pemahaman taktik mereka, jadi secara tactical mereka paham semua, tinggal kita matangkan saja,” kata pelatih asal Tulehu tersebut.
Saat disinggung mengenai chemistry antar anak asuhnya, Imran mengaku jika dalam kurun waktu tiga minggu ini, kekeluargaan yang ia bangun dari awal di skuad PSIM Jogja dapat berjalan dengan baik. Hal itu terbukti dengan kekompakan yang selalu ditunjukkan para penggawa Laskar Mataram baik didalam maupun luar lapangan.
“Jika kita berbicara masalah tim, dalam tiga minggu ini saya lihat kekompakan sudah terjadi baik di dalam maupun di luar lapangan, misalkan gini kita latihan 15.30 tapi mereka jam 15.15 sudah di lapangan dan semua datang sama-sama, begitu pun saat kita latihan di Bantul, seorang pelatih tentu punya good feeling ya, bahwa kekompakan itu diawali dari luar, karena memang kekeluargaan saya ciptakan dari awal, dan itu akan sangat membantu kedepan di lapangan,” pungkas Imran.