
YOGYAKARTA, PSIMJOGJA.ID – Manajemen PSIM Jogja melakukan kunjungan silaturahmi kepada Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, pada Rabu (31/12) pagi. Pertemuan hangat tersebut bertujuan menyambut Tahun Baru sekaligus mempererat hubungan strategis antara klub dengan Pemerintah Kota Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PSIM Jogja, Liana Tasno, memaparkan perkembangan terkini tim Laskar Mataram selama mengarungi kompetisi BRI Super League 2025/26.
“Mohon izin, Pak Wali. Kompetisi sudah berjalan hampir setengah musim. Target awal kami sebenarnya adalah bertahan dengan nyaman, sehingga pencapaian positif saat ini merupakan bonus bagi tim,” ujar Liana.
Sosok perempuan kelahiran 19 Juli 1983 ini juga menekankan krusialnya peran olahraga dalam pembangunan komunitas kota. Hal tersebut menjadi komitmen manajemen untuk membawa dampak sosial yang lebih luas bagi masyarakat Yogyakarta.
“Pemikiran saya terbuka mengenai perbedaan pemberdayaan komunitas di negara maju yang menempatkan olahraga sebagai prioritas utama. Inilah yang ingin kami adaptasi untuk kemajuan Jogja,” tambahnya.
Investasi Sumber Daya Manusia
Wali Kota Hasto Wardoyo menyambut positif laporan tersebut. Ia mengakui dampak besar PSIM dalam memicu semangat pembinaan usia muda di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
“Saya setuju. Kita harus menyadari bahwa saat ini anak-anak sekolah bola, baik dari Sleman, Wonosari, maupun Kulon Progo, sangat senang bersekolah bola di Jogja karena mereka merasakan marwah PSIM,” ungkap Hasto.
Hasto menegaskan bahwa Kota Yogyakarta sangat mengandalkan kualitas manusia sebagai potensi utama daerah. Sepak bola dianggap sebagai pilar penting dalam membentuk aset sumber daya manusia (SDM) yang tangguh.
“Kita memiliki sumber daya manusia, bukan sumber daya alam. Jika kita memiliki SDM yang unggul, tim sepak bola yang solid, serta sekolah bola yang berkualitas, itu sudah menjadi aset berharga bagi kota,” tegasnya.
Dukungan serupa datang dari Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Ipung Purwandani. Ia menyoroti potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari aktivitas sepak bola yang dikelola secara profesional.
“Nantinya PAD bisa masuk ke kas kota, salah satunya melalui pajak kegiatan sepak bola tersebut,” kata Ipung.
Pertemuan ini mempertegas komitmen kedua belah pihak untuk berjalan beriringan dalam memajukan sepak bola Yogyakarta. Dukungan pemerintah kota menjadi suntikan energi bagi Laskar Mataram menghadapi sisa kompetisi.
“Prinsip saya, kerja keras dan kerja sulit itu biasa, yang utama adalah kesuksesan. Kami akan terus memberikan dukungan untuk PSIM,” pungkas Hasto.
