Pedrinho berfoto bersama salah satu anak di Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu.

Sebelum mulai bertanding di Liga 2, punggawa Laskar Mataram bersama-sama menyambangi Panti Asuhan Sayap Ibu di daerah Kalasan pada Rabu pagi (11/09). Seluruh rombongan mengenakan baju biru berlogo PSIM Jogja.

Tim PSIM Jogja disambut dengan hangat dan dipersilakan untuk duduk di pendopo panti asuhan. Acara ini dipandu oleh MC dari pihak panti asuhan.

Setelah dibuka, acara pertama adalah sambutan dari pihak panti asuhan yang diwakili oleh Devi. Dirinya membuka dengan bercerita seputar Yayasan Sayap Ibu dan anak-anak di sana.

“izinkan saya memperkenalkan anak-anak saya. Anak-anak kami di sini disabilitas berjumlah 14 anak. Paling kecil 11 tahun. Yang terbesar 38 tahun,” tuturnya.

Ia melanjutkan, “Ada tiga panti asuhan Yayasan Sayap Ibu. Di sini adalah panti 2. Panti 1 berisi bayi-bayi yang kita terima dalam segala kondisi. Ada yang sehat, disabilitas, maupun prematur. Sementara panti 3, di sana ada anak-anak disabilitas dari panti 2 yang sudah mandiri.”

Devi juga banyak menjelaskan hal lain terkait panti asuhan Yayasan Sayap Ibu, seperti pola pengasuhan, kegiatan pengembangan diri, serta kebiasan anak-anak di sana.

Setelah Devi, kini giliran Coach Seto Nurdiyantoro yang memberikan sambutan dari pihak PSIM Jogja.

Seto menjelaskan bahwa ini bukanlah kali pertama ia bersilaturahmi Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu. Hal ini membuat dirinya sudah merasa cukup dekat dan sudah menganggap sebagai keluarga.

“Kalo saya, lagi dan lagi (silaturahmi ke sini). Mungkin, ada beberapa temen-temen yang belum pernah ke sini. Kami ajak ke sini. Saya secara pribadi dan mengajak teman-teman di sini untuk belajar. Kita di sini beruntung dan kita di sini bersyukur,” ungkap Seto.

“Jadi saya mengajak ke sini bukan hanya sekedar silaturahmi tapi juga pendidikan akademis. Harapannya, sebagai saudara, kita saling support, saling dukung dan mendoakan,” imbuhnya.

Menurut Seto, agenda menyambangi panti asuhan ini merupakan salah satu usaha untuk terus mengingat dan belajar tentang rasa syukur, baik secara pribadi maupun tim.

Ia mengungkapkan, “Buat saya pribadi, adik-adik di sini sangat luar biasa. Mereka diciptakan Tuhan dengan rasa sangat kuat, sangat ikhlas. Justru, kita yang hadir ke sini ini adalah mahkluk yang sangat lemah. Jadi ke depannya, secara tim ataupun pribadi, kita harus banyak belajar dan bersyukur.”

Seto menjelaskan bahwa agenda ini merupakan salah satu rangkaian usaha dari tim PSIM Jogja untuk bisa mencapai target utama, yakni lolos ke Liga 1.

Menurutnya, dengan menyambangi panti asuhan, tim Laskar Mataram akan lebih rendah hati ketika melalui perjalan Liga 2 di musim 2024/2025 ini.

“Harapannya, saya ingin menjadikan kita dalam kompetisi nanti bahwa kita ini bukan siapa-siapa, tidak sempurna. Justru saudara yang di sini yang luar biasa karena punya hati yang sempurna,” tuturnya.

Selain itu, Seto juga berharap, dirinya dan tim PSIM Jogja bisa kembali lagi ke Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu dalam waktu dekat dengan membawa sesuatu yang berbeda, yaitu lolos ke Liga 1.

“Dan mudah-mudahan di tahun ini kami bisa kembali ke sini dengan sesuatu yang berbeda dari jiwa masing-masing daripada yang hadir pertama ini. Saya sedang berkompetisi di Liga 2, saya ingin membawa tim menuju Liga 1. Saya tidak ingin menjadikan ini beban. Karena semua adalah rencana Allah. Karena di sini adalah bagian PSIM. Jadi suatu saat jika Allah meridhoi untuk lolos, kami harapkan panti juga merasakan,” ungkap Seto.

Setelah sambutan dari Seto, acara dilanjutkan dengan doa bersama dan penyerahan ucapan terima kasih simbolis dari pihak PSIM Jogja.

Acara kemudian ditutup oleh MC. Setelahnya, para pemain dan rombongan diajak untuk berkeliling ke bangsal-bangsal yang ada di Panti Asuhan Yayasan Sayap Ibu.

Share this :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *