Dua pemain PSIM Jogja, Bhudiar M. Riza dan Sendri Johansah mengalami cedera saat bertanding lawan Malut United FC (30/09). Meskipun menorehkan kemenangan, bagi Rudolf Noer, Dokter Tim PSIM Jogja, ini adalah kemenangan yang mahal.
Kronologi Kejadian
Sebagai Ketua Tim Medis sekaligus Dokter Tim PSIM Jogja, Rudolf Noer menceritakan bagaimana kronolgi cedera yang dialami kedua pemain tersebut.
Pada kasus Sendri, penyebab utama cedera bukan dikarenakan kontak langsung dengan Derrick Sasraku. Ketidaktepatan kaki Sendri saat mendarat setelah duel udara menjadi faktor utama tersebut.
“Sebenarnya benturannya di kepala, namun karena tubrukan itu Sendri tidak bisa mendarat dengan sempurna. Karena pendaratan tidak sempurna tersebut, muncul cedera di kaki. Bagian paling sakit dirasakan di lutut bagian kanan,” terang Rudolf.
Dalam kejadian yang dialami Bhudiar, penyebab utama cedera yang dialaminya karena ia dilanggar oleh pemain Malut United FC, Mukhammad Isaev. Oleh wasit, Isaev diganjar kartu kuning.
“Bhudiar dilanggar oleh pemain lawan. Kaki pemain lawan tersebut mengenai bagian tengah tulang kering. Dengan posisi seperti itu, kaki Bhudiar menekuk ke dalam,” tutur Rudolf.
Bhudiar bahkan cerita pada Rudolf bahwa saat itu dari kakinya mucul bunyi. Meskipun begitu, Bhudiar masih ngotot. Dia berpikir bahwa ini tidak akan parah. Namun saat mencoba berdiri, dia roboh lagi.
Rudolf menyorot permainan pemain asing tersebut. Baginya, apa yang dilakukan Isaev masuk dalam kategori berbahaya.
Akhirnya tim medis PSIM Jogja mengambil kesimpulan bahwa kedua pemain ini perlu ditarik dari lapangan dan diperiksa lebih lanjut. Kedua pemain diantar ambulans ke rumah sakit rekanan PSIM Jogja.
Pemeriksaan Cedera
Kedua pemain diantar menuju RS EMC Tangerang untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Atas saran dari dokter IGD dan ortopedi, Bhudiar dan Sendri dilakukan pemeriksaan penunjang dengan metode MRI.
Dari analisis sementara, kedua pemain mengalami robekan pada ACL. Namun Bhudiar sendiri kemungkinan lebih parah karena ada masalah juga pada meniskusnya.
Hasil pemeriksaan ini belum dipastikan akurat. Masih dugaan sementara sejauh 70%. Hal ini dikarenakan kedua pemain belum bertemu dan pemeriksaan fisik langsung dengan dokter ortopedi di sana. Masih sejauh pemeriksaan dengan dokter umum IGD.
“Hasil MRI memang sudah dikonsultasikan pada dokter ortopedi RS EMC, namun karena pasien belum bertemu dokter langsung, belum bisa diambil keputusan pastinya. Karena memang ada beberapa tanda ACL yang belum jelas apabila belum diadakan pemeriksaan langsung,” terang Rudolf.
Rudolf juga menjelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan dokter terjadi. Biasanya tahap-tahapannya adalah sebagai berikut: tanya-jawab pasien-dokter, pemeriksaan fisik, baru dengan pemeriksaan penunjang. Dalam kasus ini, pemeriksaan penunjang tersebut adalah melalui hasil MRI.
Kedua pemain dijadwalkan akan bertemu dokter ortopedi RSA UGM pada Kamis (05/10). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana cedera yang dialami kedua pemain. Jika memang mengalami sobekan, sejauh mana imbas dari sobekan tersebut.
Pemeriksaan ini juga akan menghasilkan opini silang dokter atas cedera tersebut. Hal ini baik karena dengan hasil tersebut, bisa ditentukan bagaimana penanganan yang harus dilakukan.
Sejak mengalami cedera, kedua pemain sudah mendapatkan terapi penanganan awal cedera. Dokter tim juga berkoordinasi dengan fisioterapis untuk menjaga agar otot pemain yang mengalami cedera tetap dalam kondisi baik.
Kondisi Pemain Lain
Selain Bhudiar dan Sendri, ada beberapa pemain PSIM Jogja lain yang masih dalam masa pemulihan cedera. Pemain tersebut adalah Jajang Sukmara dan Wahyu Tri Nugroho. Kedua pemain sekarang kondisinya sudah membaik. Meskipun begitu, kedua pemain masih belum bisa dipastikan kapan dapat kembali merumput.