Kenzie Satrio Utomo, bek tengah andalan PSIM Jogja U16, resmi terpilih menjadi wakil Laskar Mataram Muda dalam program bergengsi EPA Future Star menuju Spanyol.

YOGYAKARTA, PSIMJOGJA.ID – Kabar membanggakan datang di tengah padatnya jadwal kompetisi Elite Pro Academy (EPA) Super League 2025/26. Kenzie Satrio Utomo, bek tengah andalan PSIM Jogja U16, resmi terpilih menjadi wakil Laskar Mataram Muda dalam program bergengsi EPA Future Star menuju Spanyol.

Remaja kelahiran Yogyakarta, 20 Januari 2010 ini akan mengikuti pemusatan latihan intensif di Barcelona mulai 21 Februari hingga 7 Maret 2026 mendatang. Kesempatan emas ini merupakan buah manis dari kerja keras dan konsistensi penampilan Kenzie selama mengarungi kompetisi.

Bagi Kenzie, momen ini terasa sangat spesial dalam perjalanan kariernya yang masih belia. Rasa syukur tak henti ia ucapkan, mengingat ketatnya persaingan untuk menembus program yang diselenggarakan ILeague ini.

“Ya, sangat bersyukur dan bangga bisa terpilih mengikuti program ini. Ini kesempatan yang sangat berharga karena tidak semua pemain bisa mendapatkannya,” ungkap Kenzie.

Darah Sepak Bola dari Sang Ayah

Bakat sepak bola Kenzie mulai terasah sejak ia berusia 9 tahun. Sosok sang ayah, Suparmo, menjadi inspirasi terbesarnya untuk terjun ke dunia si kulit bundar.

“Awalnya main bola di kampung. Ayah kan dulunya juga pemain bola, jadi saya sering diajak dan diajari langsung oleh Ayah. Setelah itu, baru saya masuk SSB (Sekolah Sepak Bola),” kenang putra pasangan Suparmo dan Sintha Irawati ini.

Kenzie meniti karier dari bawah. Ia menimba ilmu dasar di SSB RMF UNY (Real Madrid Foundation-Universitas Negeri Yogyakarta), kemudian pindah ke Mataram Utama saat menginjak usia 13 tahun. Berkat dukungan penuh kedua orang tuanya, Kenzie terus berkembang hingga akhirnya lolos seleksi masuk skuad EPA U16 PSIM Jogja.

Belajar Mentalitas Eropa

Tiket ke Eropa tidak didapat Kenzie dengan mudah. Ia harus menjalani seleksi ketat sepanjang September-November 2025. Ia harus melewati pemilihan ketat lingkup internal klub di Jogja, dilanjutkan penyaringan nasional antar-klub peserta EPA Super League di Jakarta. Kenzie juga menjalani serangkaian tes komprehensif di bawah pantauan langsung pelatih Ekkono dari Spanyol.

“Selama seminggu di Jakarta, kami mengikuti pelatihan metode Ekkono yang datang langsung dari Spanyol. Ada latih tanding lewat gim antar-pemain, dan ada juga tes IQ,” jelasnya.

Pengagum Virgil van Dijk ini merasakan perbedaan signifikan antara metode latihan di klub dengan materi saat seleksi. Para pelatih dari Ekkono Method, konsultan sepak bola asal Spanyol, lebih menitikberatkan pada pemahaman taktikal dan teknis secara mendalam.

“Latihan dengan pelatih Ekkono itu beda. Intensitasnya lebih tinggi dibanding latihan di sini (internal klub PSIM Jogja). Kalau di sana lebih menekankan ke teknik,” ujar Kenzie.

Kesempatan berlatih di markas klub idolanya, Barcelona, memicu semangat Kenzie untuk belajar lebih giat. Ia bertekad menyerap mentalitas dan cara berpikir pemain Eropa di atas lapangan.

“Harapan saya bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Saya ingin lebih berkembang di sana, baik dari segi teknik, taktik, maupun mental. Saya ingin belajar langsung bagaimana pemain profesional Eropa berpikir di lapangan,” tuturnya.

Meski telah mencapai prestasi ini, tim pelatih EPA PSIM selalu mengingatkan Kenzie untuk tetap membumi. Sikap rendah hati wajib dijaga di mana pun ia berada.

“Pelatih EPA PSIM Jogja berpesan untuk selalu menjaga attitude (sikap). Jangan sampai sombong,” ucapnya.

Kenzie bertekad membagikan ilmu berharga dari Spanyol kepada rekan setimnya saat kembali ke Tanah Air nanti, demi kemajuan bersama skuad Laskar Mataram Muda.

“Saya ingin menerapkan semua ilmu, kebiasaan positif, dan pengalaman saya selama di Spanyol untuk ditularkan ke teman-teman,” pungkasnya.

Share this :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *