
YOGYAKARTA, PSIMJOGJA.ID – PSIM Jogja melanjutkan serangkaian audiensi pada Selasa (10/6) sore, dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo. Pertemuan ini berlangsung di Rumah Dinas Wali Kota Yogyakarta, menyusul audiensi sebelumnya dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dalam pertemuan ini, Direktur Utama PSIM Jogja, Yuliana Tasno, menyampaikan hasil audiensi dengan Gubernur DIY. Ia juga menegaskan komitmen Laskar Mataram untuk bertahan di Liga 1 dan turut serta dalam pengembangan sepak bola lokal di Yogyakarta.
Yuliana Tasno, yang akrab disapa Liana, memaparkan tiga poin utama yang menjadi fokus pembahasan dalam audiensi bersama Wali Kota Hasto. Pertama, Liana membahas tentang penggunaan lokasi pertandingan (venue) sementara bagi PSIM Yogyakarta di Liga 1. Ia menekankan bahwa standar penggunaan stadion untuk Liga 1 berbeda jauh dengan Liga 2.
Ada persyaratan ketat dari PSSI yang harus dipenuhi, seperti kualitas pencahayaan yang memadai serta penerapan tempat duduk tunggal (single seat). “Stadion Mandala Krida dan Stadion Sultan Agung Bantul tidak memenuhi kriteria karena masalah teknis seperti lampu yang berkaitan dengan penyiaran dan single seat,” jelas Liana.
Kedua, Liana menggarisbawahi perlunya pemikiran bersama untuk pengembangan jangka panjang Stadion Mandala Krida sebagai salah satu opsi venue, meskipun saat ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. “Untuk jangka panjang ini, Mandala perlu kita pikirkan bersama-sama, Pak Hasto,” ungkapnya.
Ketiga, terkait fasilitas lapangan latihan (training ground), PSIM Jogja berkomitmen untuk mengembangkan sepak bola usia muda di Kota Yogyakarta dan sekitarnya agar dapat bersaing secara nasional. Liana juga menyampaikan tantangan yang selama ini dihadapi PSIM adalah lapangan latihan yang kerap berpindah-pindah.
“Saat Liga 2, PSIM sulit sekali mencari lapangan untuk latihan. Satu masalah klasik yang sudah terjadi sejak lama. Akhirnya, kami memutuskan untuk nomaden saja, kami dapat lapangan di mana, kami bayar, kami latihan,” keluh Liana.
Tanggapan Wali Kota Yogyakarta
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan dukungannya dan menyarankan agar PSIM Jogja menindaklanjuti rekomendasi dari Gubernur DIY.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Gubernur DIY, Sri Sultan menyetujui penggunaan Stadion Maguwoharjo untuk jangka pendek dan mengalokasikan Stadion Kridosono secara eksklusif sebagai tempat latihan PSIM Jogja.
“Ngarsa Dalem bilang, sudahlah Kridosono saja. Silakan bicara dengan Gusti Pembayun, Kridosono dialokasikan untuk PSIM secara eksklusif,” kata Liana, mengulang pesan dari Gubernur DIY.
Wali Kota Hasto menyarankan agar PSIM Jogja menindaklanjuti rekomendasi Sri Sultan untuk diberikan kepada Bupati Sleman. “Mungkin nanti bisa ditindaklanjuti dengan meminta surat rekomendasi dari Ngarsa Dalem untuk diberikan kepada Bupati Sleman. Dengan adanya surat tersebut, artinya Ngarsa Dalem sudah mengizinkan secara penuh untuk menggunakan Stadion Maguwoharjo,” tutur Hasto.
Hasto juga menyampaikan komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mendukung pengembangan sepak bola usia muda melalui penyediaan lapangan latihan. Ia menyebut adanya lapangan Mancasan dan Minggiran yang berpotensi digunakan, meskipun masih memerlukan perbaikan.
“Nanti ada lapangan Mancasan dan Minggiran, tetapi masih perlu diperbaiki. Semoga ini bisa mendukung untuk latihan. Sementara untuk pengembangan sekolah sepak bola, kami akan berusaha untuk membantu agar berjalan dengan baik,” jelas Hasto.
Lebih lanjut, Hasto menilai lolosnya PSIM Jogja ke Liga 1 mampu membawa energi positif bagi perkembangan sepak bola di wilayah Kota Yogyakarta dan kabupaten di sekitarnya. “Yang bisa kami dukung, akan kami dukung,” pungkas Hasto.
Audiensi ini menjadi langkah strategis bagi PSIM Jogja dalam mempersiapkan diri menghadapi kompetisi Liga 1. Selain itu, agenda ini merupakan upaya untuk meminta dukungan penuh dari pemerintah daerah dan seluruh stakeholder lainnya, terkait komitmen bersama untuk pengembangan sepak bola yang berkelanjutan di Yogyakarta.