Rafinha saat berduel dengan pemain Bhayangkara FC dalam laga tadi sore (19/12).

PSIM Jogja belum berhasil menaklukkan Bhayangkara Presisi Indonesia FC di kandang pada Kamis (19/12). Dalam laga yang digelar di Stadion Mandala Krida tersebut, Laskar Mataram harus mengakui keunggulan lawan dengan skor akhir 1-2.

Bhayangkara Presisi FC mencetak gol pertama pada awal pertandingan, yakni menit ke-19. PSIM Jogja berhasil menyamakan skor melalui penalti Rafinha pada menit ke-44. Skor satu sama bertahan sampai babak pertama berakhir.

Babak kedua belum berjalan lama, Bhayangkara Presisi FC kembali mencetak gol cepat pada menit ke-50. Gol ini juga menjadi penentu kemenangan lawan di kandang PSIM Jogja.

Dengan hasil ini, pelatih kepala PSIM Jogja Seto Nurdiyantoro mengungkapkan kendala yang dialami tim dalam sesi konferensi pers setelah laga.

“Pertandingan cukup seru, cukup asik sebenarnya, tapi kami banyak evaluasi. Dalam artian, dari sisi kebugaran memang salah satunya, walaupun itu kalau mungkin orang bilang menjadi alasan, tapi memang kebugaran pemain yang terkuras di pertandingan sebelumnya,” ungkapnya.

Timnya sudah berupaya mengantisipasi perihal kebugaran, tetapi hasilnya memang tidak bisa maksimal menurut Seto.

“Jadi, kami mencoba kemarin untuk memperbaiki di situ. Tapi, kenyataannya memang tidak bisa maksimal,” lanjutnya.

Selain masalah fisik, Seto juga menyoroti aspek emosional para pemain yang cukup berpengaruh terhadap performa di lapangan.

“Dari menit-menit awal, kami terprovokasi dengan sesuatu, tetapi apapun itu menjadikan pembelajaran kami untuk teman-teman pemain. Untuk kami sendiri juga, bagaimana mengurai emosi, bagaimana bermain secara konsisten seperti apa yang kami mau,” tutur Seto.

Dirinya juga memberikan komentar tentang dua gol cepat yang diciptakan oleh Bhayangkara Presisi FC.

“Dua gol saya pikir terlalu cepat dan itu mungkin berawal dari kesalahan kami. Ada yang pelanggaran, adanya sesuatu yang mungkin sebenarnya di gol kedua, kan ada yang cedera, kan fairplay-nya seperti apa. Tapi apapun itu, tidak menjadikan kami alasan. Kami bagaimanapun tetap kalah dua satu,” ujar pelatih asal Sleman tersebut.

Meskipun hasilnya belum maksimal, Seto tetap mengapresiasi perjuangan para pemain.

“Tapi apapun itu, saya apresiasi untuk teman-teman pemain, teman-teman pelatih, sudah berusaha semaksimal yang kita mampu. Sebenarnya di babak kedua kita coba dengan lebih menekan untuk menyamakan kedudukan, tapi ada terburu-buru nafsu untuk segera mencetak gol,” jelas Seto.

Sementara itu, Sunni Hizbullah yang bermain dalam laga tadi sore mengungkapkan permohonan maaf atas hasil yang kurang memuaskan.

“Kami dari pemain mohon maaf kepada pelatih, kepada suporter. Permainan sore ini mungkin kami tidak maksimal sehingga kami tadi belum bisa memenangkan pertandingan. Dan, keberuntungan belum berpihak kepada kami,” kata Sunni.

Masih tersisa dua laga grup untuk PSIM Jogja yang akan dilaksanakan pada tahun 2025 nanti. Kesempatan untuk lolos ke delapan besar masih terbuka lebar untuk Laskar Mataram apabila dapat memaksimalkan hasil dua laga tersebut nantinya.

Share this :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *